Idul Adha
1434H / 2013M setelah umat islam merayakan hari kemenangan
dengan menyambut Idul Fitri yang sudah jatuh pada hari kemarin, saatnya kita
semua sebagai umat islam akan merayakan adanya Idul Adha. Berikut ini akan saya
sampaikan waktu Idul Adha 1434H / 2013M
Penetepan Idul Adha 1434H / 2013M
Mekkah
Bulan
baru terjadi tanggal 5 oktober 2013 jam 3:35 pagi waktu Mekkah. Dan bulan akan
terbenam pukul 18:20 waktu Mekkah. Matahari terbenam hari itu pukul 18:05 serta
ketinggian bulan hari itu sekitar 2.7° ketika matahari tenggelam. Secara astronomi
cukup sulit melihat bulan/hilal pada ketinggian tersebut dan cuma punya waktu
sekitar 15 menit sebelum ditelan bumi.
Tetapi
karena Otoritas Saudi mempunyai sejarah dengan penentuan tanggalan hijriyah
yang kadang nyeleneh, maka menurut kalkulasi saya Saudi akan menetapkan tanggal 1
Zulhijah jatuh tanggal 6 Oktober 2013 dan wukuf di arafah hari Senin tanggal 14
Oktober 2013 (tinggal urut
kacang saja menentukan 9 zulhijah).
Jakarta
Bulan
baru terjadi tanggal 5 oktober 2013 jam 7:35 pagi WIB. Dan bulan akan terbenam
pukul 18:02 WIB. Matahari terbenam hari itu pukul 17:47 serta ketinggian bulan
hari itu sekitar 2.9° ketika matahari tenggelam. Secara astronomi cukup
sulit melihat bulan/hilal pada ketinggian tersebut dan cuma punya waktu sekitar
15 menit sebelum ditelan bumi.
Bagi
Muhammadiyah dengan wujudul hilalnya, maka 1 Zulhijah pasti akan jatuh tanggal
6 Oktober 2013 (karena hilal sudah wujud sore 5 oktober tersebut), puasa arafah
14 Oktober dan Idul Adha tanggal 15 Oktober 2013 sesuai tanggal merah.
Bagaimana
dengan pemerintah untuk menetapkan Idul Adha 1434H / 2013M? Perkiraan
saya, meskipun secara astronomi bulan masih rendah, pemerintah tetap akan
menentukan 1 Zulhijah jatuh tanggal 6 Oktober. Jadi Pemerintah akan bersama-sama
Muhammadiyah dan seluruh ormas melaksanakan puasa Arafah dan Idul Adha pada
hari yang seragam. Ini
semata-mata karena pertimbangan:
-
Tanggal Kalender merah/Hari Libur Nasional adalah tanggal 15 Oktober
- Arab Saudi juga Wukuf tanggal 14 Oktober
- Sementara Imkanur Rukyat masih mentok di ketinggian 2°. Jadi sudah memenuhi imkanur rukyat, meskipun secara astronomi masih mustahil
- Semangat merayakan puasa dan lebaran bersama-sama
- Arab Saudi juga Wukuf tanggal 14 Oktober
- Sementara Imkanur Rukyat masih mentok di ketinggian 2°. Jadi sudah memenuhi imkanur rukyat, meskipun secara astronomi masih mustahil
- Semangat merayakan puasa dan lebaran bersama-sama
Di hari Idul
Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang
kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai
yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan
berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental.
Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual
keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.
Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !
Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar