Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam
tubuh, berwarna merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi,
termasuk perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi
dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa
sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa tubuh. Letaknya berada di bagian
teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah diagfragma dan menempati
hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian epigastrium abdomen.
Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma, permukaan bawah
tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses.
Seperti
ukurannya yang besar, hati juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari
500 fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi utama hati.
1.
Menampung darah
Dalam hati terdapat pembuluh darah balik (vena)
dan sinusoid (salutan darah berdinding tipis dan berongga luas). Sinusoid dapat
menampung darah antara 200–400 cc. Hati yang menampung banyak darah akan teraba
membesar. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami pendarahan, darah yang
tertampung dalam hati mengalir ke luar untuk mengisi kekurangan.
2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi
(pertahanan tubuh)
Tidak hanya menampung, hati juga membersihkan
darah dengan menyaring (filter) substansi asing dan bibit penyakit yang ikut
masuk lewat aliran darah sehingga membantu tubuh melawan infeksi. Dalam hati
terdapat sejumlah besar sel kupfer yang dapat “memakan” kuman dan bibit
penyakit lain. Sebagian besar bakteri yang berada dalam darah portal (dari
usus) dapat dimangsa oleh sel kupfer sehingga darah yang keluar dari hati dan
kembali ke serambi kanan jantung sudah relatif bebas dari bakteri.
3. Memproduksi dan mengsekresikan empedu
Empedu diproduksi hati secara terus-menerus
untuk membantu pencernaan lemak. Hati menghasilkan 500-1000 cc empedu/hari dan
disalurkan ke dalam kandung empedu untuk disimpan. Di dalam kandung empedu,
cairan empedu dipekatkan sehingga dari warna semula cokelat muda menjadi
cokelat kehijauan. Pada saat makanan berlemak memasuki usus 12 jari, hormon
kolesistokinin merangsang kandung empedu mengeluarkan cairan empedu untuk membantu
proses pencernan lemak.
Komposisi erfipedu terdiri atas beberapa
komponen yang mempunyai arti penting dalam tubuh, yaitu garam empedu, bilirubin
atau pigmen empedu, kolesterol, lesitin, asam lemak, garam-garam kalsium,
protein, dan air yang merupakan bagian terbesar. Garam empedu mampu memecah
lemak menjadi butiran halus sehingga mudah diserap usus. Jika bilirubin
berlebihan dalam darah, jaringan tubuh berwarna kuning. Hal ini merupakan
petunjuk penting adanya gangguan pada hati dan saluran empedu.
4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat)
Dalam proses pencernaan makanan, karbohidrat
yang kita konsumsi dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana, yaitu glukosa.
Jika kadar glukosa darah meningkat hormon insulin mengubah glukosa menjadi
glikogen (energi cadangan) yang disimpan dalam hati. Saat kita lapar, tidak ada
pasokan karbohidrat dan kadar glukosa darah menurun, glikogen dalam hati akan
diubah menjadi glukosa dan dilepaskan ke dalam darah untuk menjaga stabilitas
konsentrasi gula darah. Fungsi hati dalam menstabilkan kadar gula darah
dikendalikan oleh insulin. Hati juga dapat mengubah zat gizi lain seperti
protein (asam amino tertentu) dan lemak menjadi glukosa.
5. Membantu metabolisme & lemak
Membuat dan merombak kolesterol menjadi garam
empedu. Kolesterol salah satu bentuk lemak, selain berasal dari makanan, juga
diproduksi di dalam hati dari asam lemak. Setiap hari, hati menghasilkan
sekitar 800 mg kolesterol.
Selanjutnya, kolesterol dalam hati bergabung
dengan protein membentuk lipoprotein yang dibutuhkan oleh tubuh seperti LDL
(Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein). Dalam bentuk LDL
inilah kolesterol disebarkan ke seluruh sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
Namun, jika kadar LDL berlebihan, dapat menyebabkan proses penyempitan dan
pengerasan arteri (aterosklerosis) yang memicu penyakit jantung koroner dan
stroke. Kerja HDL berlawanan dengan LDL, yaitu mengangkut kolesterol bebas yang
berceceran untuk diangkut kembali ke dalam hati dan selanjutnya dirombak
menjadi garam empedu, lalu dikeluarkan.
Membuat fosfolipid serta mengubah karbohidrat
dan protein menjadi lemak
Selain membentuk dan merombak kolesterol, hati juga membuat fosfolipid serta
mengubah karbohidrat dan protein yang berlebihan menjadi lemak untuk disimpan
sebagai cadangan energi.
6. Membantu metabolisme protein
Tempat menyusun asam amino menjadi protein. Agar
dapat diserap usus, asupan protein dalam makanan harus dipecah dahulu oleh
enzim pencernaan menjadi asam amino atau peptida. Di dalam hati, berbagai jenis
asam amino tersebut dirangkaikan kembali menjadi protein yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Membuat sebagian besar protein plasma. Sekitar
85% protein dalam plasma (cairan darah) dibuat oleh hati, di antaranya albumin.
Albumin mempunyai fungsi penting, seperti menjaga tekanan osmotik darah dan
menahan cairan di dalam pembuluh darah agar tidak merembes ke dalam rongga
tubuh. Pada penyakit hati yang berat, kadar albumin menurun tajam sehingga
cairan darah keluar dan memasuki rongga tubuh. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya tirnbunan cairan dalam rongga perut (ascites/busung) dan sembab
(edema).
Membuat faktor pembekuan darah. Hati juga
membentuk fibrinogen dan protrombin, yaitu golongan protein yang berperan dalam
proses pembekuan.darah. Jika hati mengalami kerusakan yang cukup berat
menyebabkan proses pembekuan darah terganggu sehingga jika terjadi pendarahan
atau luka maka darahnya sukar membeku.
Mengubah amonia menjadi urea. Protein yang
tidak tercerna diuraikan oleh bakteri usus besar dan menghasilkan zat amonia
yang beracun bagi sel saraf. Amonia tersebut sebagian diabsorbsi oleh darah dan
diterima oleh hati. Di dalam hati, amonia diubah menjadi urea, lalu dikeluarkan
dari darah oleh ginjal melalui urin. Jika hati tidak dapat mengubah amonia maka
amonia masuk ke dalam aliran darah dan mencapai otak sehingga merusak otak.
7. Metabolisme vitamin dan mineral
Vitamin A merupakan vitamin yang paling
banyak disimpan dalam hati. Jumlah yang disimpan mampu mencukupi kebutuhan
vitamin A tubuh selama 2 tahun. Hati juga menyimpan vitamin D dan vitamin B12
yang mampu mencukupi kebutuhan tubuh selama 1–4 bulan.
Hati juga berperan penting dalam mengatur
keseimbangan zat besi. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dalam hati dalam
bentuk feritin dan jika zat besi tersebut diperlukan akan dilepaskan kembali.
8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
Zat-zat beracun, baik yang berasal dari luar
tubuh seperti dari obat maupun dari sisa metabolisme yang dihasilkan sendiri
oleh tubuh akan didetoksifikasi (dinetralisir) oleh enzim-enzim hati sehingga
menjadi zat yang tidak aktif. Namun, peracunan dad zat psikotropika dengan
dosis besar dan bahan-bahan kimia industri dapat merusak sel hati.
9. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan besarnya organ dan banyaknya kegiatan
metabolik yang berlangsung di hati, menyebabkan darah yang melewati hati naik
suhunya.